'Isfa' itulah nama yang selalu ada di benak adit. Adit sangat mencintai Isfa, tapi dia tidak pernah berani mengungkapkannya. Isfa adalah adik kelasnya. Setiap hari dia selalu menemani Isfa dimanapun Isfa pergi, mereka sangat akrab. Di sisi lain, Isfa sangat mencintai Nico, teman sekelasnya Adit yang jago bnaget balap motor. Itulah yang menyebabkan Adit tidak pernah berani mengungkapkan isi hatinya itu.
"Dit, kamu hari ini sibuk nggak? aku mau minta tolong anterin aku ke Toko Buku gak?" Tanya Isfa.
"umm,,tentu hari ini aku lagi nggak sibuk kok." jawab Adit
"oh iya, aku lupa dit. Hari ini aku udah ada janji sama Nico, gimana kalau kita ke toko bukunya besok aja? Gak pa pa kan?" ucap Isfa. Hal itupun membuat hati Adit tambah sakit.
"oh iya gak pa pa kok." jawab Adit
"tu dia Nico dah jemput aku, aku pergi dulu ya?" ucap Isfa sambil berlalu meninggalkan Adit sendiri. Adit hanya terdiam membisu melihat orang yang sangat disayanginya pergi dengan orang lain.
"fa, kamu nggak pa pa nih jalan sama aku?" tanya Nico
"umm,,, emang napa kok tanya gitu?" sahut Isfa balik tanya.
"gini fa, aku tuh ngelihat kamu deket banget sama Adit. Kamu pacaran sama dia? Aku jadi nggak enak gini malah ngajak kamu jalan. maaf ya?" ucap Nico
":Aku sama Adit tu udah kayak kakak-adik lagi. Kita gak pacaran kok, kamu tuh aneh-aneh aja." jawab Isfa sambil tersenyum.
"berarti kamu jomblo dong?"Tanya Nico
"iya, emang napa?" jawab Isfa (berharap ditembak Nico)
"umm,, sama dong kayak aku." jawab Nico. yah, harapan Isfa untuk ditembak Nico lenyap sudah. dan Isfa pun jadi sedih.
"hari ini kita jadi ke Toko Buku kan?" tanya Adit
"aku males ah,dit, aku nitip aja ya kalau kamu kesana." Jawab Isfa
"lho kok gitu fa? Bukannya kamu kemarin yang ngajak aku? Ada apa sih kok kamu sedih gitu kelihatannya?" tanya Adit.
"Aku sedih banget Dit, kemarin aku tuh ngarep banget Nico nembak aku. Tapi nyatanya dia gak nembak aku Dit." jawab Isfa nangis. Adit pun tak tega melihat orang yang dicintainya itu menangis. Lalu Adit pun menuruti keinginan Isfa untuk dibelikan buku saat itu.
"makasih ya Dit, kamu emang temen aku yang paling baik." ucap Isfa
"iya, sama-sama Fa, kamu jangan sedih lagi ya? Mungkin emang kemarin saatnya belum tepat buat dia nembak kamu." jawab Adit
"iya Dit, doain aku ya supaya bisa jadian sama Nico. kamu kan tau Dit, aku tuh cinta banget sama dia." ujar Isfa
"pasti fa." jawab Adit sambil menahan rasa sakit hatinya. Hatinya benar-benar sakit sekali, tapi dia selalu menutupinya dari Isfa.. Dia hanya pengen orang yang dicintainya bahagia, sekalipun harus mengorbankan perasaan sendiri.
"Nic, aku pengen ngomong sama kamu. Penting!" ucap Adit ke Nico
"ada apa Dit? Serium amet?" tanya Nico
"gini Nic, aku kan dah lama sahabat sama Isfa. Aku gak mau dia sedih Nic.: jawab Adit
"iya, terus apa hubungannya apa kok kamu malah ngomong gitu sama aku?" tanya Nico bingung.
"Isfa tuh suka sama kamu Nic, aku pengen kamu nembak dia ya? Dia itu gadis yang baik Nic, kamu pasti suka juga kan sama dia?" ujur Adit.
"umm,, kamu nggak tau masalahnya Dit." sahut Adit.
"masalahnya apa sih Nic?" tanya Adit
"kamu tau kenapa aku nggak nembak Isfa? Tu bukan karena aku gak suka sama dia atau apa. Tapi aku ngerasa aku nggak pantas buat dia, aku nggak akan bisa ngebahagiain dia kayak kamu Dit. Makanya aku gak pernah nembak dia. Dan aku malah penginnya kamu yang nembak dia, karena bersamamu masa depannya akan lebih cerah dibandingkan dengan aku ini."ujur Nico
"maksudmu apa Nic? Isfa tuh suka sama kamu, bukan sama aku. Jadi kamu jangan bikin dia sedih gini dong. toh kamu juga sayang kan sama dia?" tanya Adit
"gini Dit, hidup aku tuh gak lama lagi. Aku punya penyakit kanker otak, dan sudah stadium akhir. Aku nggak akan bisa ngebahagiain Isfa Dit, aku mohon kamu jaga dia baik-baik ya? Aku sayang banget sama dia, tapi aku nggak mungkin bisa bersamanya dengannya. Tolong ya, kamu jangan kasih tau semua ini ke Isfa. Dan mulai saat ini aku akan menghindar dari dia. Karena aku gak pengen dia lihat aku sakit dan lihat aku pergi." jawab Nico
"jadi? iya Nic, aku pasti akan jaga Isfa dan buat Isfa bahagia Nic. Pasti!" sambung Adit
"makasih ya dit!" sahut Nico
"dit, aku mau kerumah Nico. kamu mau ikut nggak? Ikut ya please,,, " ucap Isfa memohon.
"iya aku ikut." jawab Adit
"maaf non, Den Nico sudah pindah ke luar kota. Baru aja tadi pagi berangkatnya." ucap pembantu Nico
"kok mendadak sekali ya bi? bukannya dia kemarin ikut balap motor di dekat sekolah bi?" tanya Isfa
"lho kok gitu non? Den Nico itu sudah dari kemarin di Rumah Sakit di Bandung, dan tadi nyonya sudah ngambil barang-barang Den Nico. katanya sekeluarga mau pindah ke Bandung. Dan ini katanya Den Nico masih dirawat di Rumah Sakit di Bandung." jawab pembantu Nico
"apa? Gak mungkin bi, gak mungkin kan Dit?" ucap Isfa tak percaya. Adit hanya diam, lalu mereka pergi ke Bandung untuk melihat keadaan Nico.
"tante, saya Isfa tan. Gimana keadaan Nico tante? kok dia nggak pernah cerita kalau dia sakit?" tanya Isfa panik.
"hmm,,, kamu yang namanya Isfa? Nico sering cerita soal kamu nak. Dia tuh sayang banget sama kamu." jawab tante.
"tante, pertanyaanku belum tante jawab. lagian kalau Nico sayang sama Isfa, kenapa dia gak nembak aku? trus kenapa dia pergi dan sakit kayak gini nggak ngabarin aku aku tante?" Tanya Isfa.
"Nico sakit kanker otak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar